Jumat, 24 September 2010

Pengobatan Alternatif Jantung | Pengobatan Alternatif Sulistyawati

Pengobatan Alternatif | Sulistyawati (021)-36997187 - 087882413258

Informasi Pengobatan Alternatif , Hub. Sulistyawati (021)-36997187 - 087882413258
e_mail : jasapengobatanalternatif@gmail.com .

Operasi by pass atau balonisasi cukup efektif bagi penderita jantung koroner. Sayang, tidak semua pasien bisa menjalaninya. Beberapa terapi alternatif seperti obat, meditasi, yoga, dan khelasi bisa jadi solusi. Ada beragam penyakit jantung, yakni jantung bawaan, jantung katup rematik, jantung darah tinggi, jantung kardiomiopati, dan jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menduduki peringkat pertama. Obat Paling Jelek Meski demikian, banyak juga pasien dengan keadaan jantung jelek tetap saja tidak dioperasi. Tak sedikit pula pasien yang ditangani Dr. Dedi lebih memilih terapi dengan obat. Padahal, terapi ini seringkali terasa membosankan karena obat harus diminum rutin setiap hari. Setidaknya ada tujuh jenis obat yang tersedia untuk penyakit jantung, tergantung dari kasus masing-masing. Obat antiangina (nitrat, beta blocker, calcium channel blockers) berguna untuk mengurangi konsumsi oksigen otot jantung dan menambah aliran darah koroner dengan cara melebarkan pembuluh darah. Selanjutnya ada obat-obatan antihipertensi yang bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah dan atau merilekskan otot halus arteri. Yang paling populer adalah obat-obatan antiplatelet yang berfungsi mengencerkan darah, contohnya aspirin. “Obat-obatan ini saja sudah cukup bagi para pasien jantung untuk bertahan hidup,” ujarnya. Jangan Stres Terapi paling penting yang wajib dijalani penderita jantung, menurut Dr. Dedi, adalah selalu tawakal menerima keadaan. “Jangan stres. Makanya saya ‘kan selalu bercanda dengan pasien,” katanya, di hadapan pasien yang sedang duduk berderet. Banyak orang sering sulit mensyukuri hidupnya, sulit menerima keadaan termasuk sakit yang dideritanya, meski itu akibat kesalahan sendiri. Muncullah stres. Padahal, begitu otak menerima sinyal bahwa kita sedang stres, perintah untuk meningkatkan sistem simpatetik berjalan. Akibatnya, hormon stres dan adrenalin meningkat. Lever melepaskan gula dan lemak dalam darah untuk menambah bahan bakar, pernapasan lalu menjadi cepat sehingga jumlah oksigen bertambah. Dengan sendirinya jantung bekerja makin kencang. Tekanan darah pun meningkat. Kondisi ini berbahaya bagi penderita jantung. Stres memang menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit jantung. Itu sebabnya bila stres dikelola dengan baik akan memperbaiki kerja jantung. Ini adalah terapi yang sederhana, tetapi sangat berarti demi memperpanjang harapan hidup penderita jantung. Biar Tekanan Darah Turun, Meditasilah Dr. Dedi Afandi, Sp.JP(K), FIHA, spesialis jantung dari RSCM-FKUI, mengakui bahwa terapi alternatif semacam tusuk jarum, yoga, ramuan herbal dalam banyak kasus menunjukkan efek baik. “Artinya penderita merasa segar, tidak sesak napas atau lemah. Tusuk jarum mampu memperkuat organ jantung, meskipun saya tidak tahu bagaimana hal itu bisa berlangsung,” katanya. Bila para pasiennya ingin mencoba terapi tersebut, ia tidak melarang. Namun, ia tidak pernah mengikutsertakan terapi itu dalam proses perawatan dan pengobatan yang diterapkannya. “Terapi mandi air hangat atau sauna, terutama bila sehabis sauna mengguyur badan dengan air dingin, saya tidak mengizinkan sama sekali. Pembuluh darah bisa menyempit lagi. Bahaya!” sebutnya. Pada mereka yang melakukan meditasi, konsumsi oksigen menurun menjadi 10-20 persen. Penurunan ini berawal pada 3 menit pertama meditasi. Menariknya, penurunan ini justru lebih besar dibanding ketika kita tidur, yang hanya mencapai kurang lebih 8 persen dan butuh waktu 4-5 jam. Jadi, lebih baik meditasi daripada tidur. Yang penting, meditasi menurut Dr. Benson mampu menurunkan frekuensi aritmia jantung. Ini berarti bagi penderita PJK, meditasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup.

Di kutip dari :  Shvoong.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar